Tidak banyak buku yang kubaca dalam rentang waktu April, Mei, Juni 2025. Secara umum, tahun 2025 sepertinya menjadi tahun penurunan jumlah bacaan yg cukup drastis, melebihi tahun-tahun sebelumnya, bahkan pada tahun aku hamil & melahirkan.
Entah mungkin karena energiku sudah habis terpakai untuk aktivitas lain, sehingga untuk membaca buku otakku tak sanggup, dan malah meminta hiburan-hiburan receh. Atau karena aku merasa saat ini membaca buku seperti sebuah kesalahan. Aku merasa seharusnya aku melakukan hal lain yg lebih produktif ketimbang membaca buku.
Bukan berarti membaca adalah kegiatan yg tidak produktif, tapi dalam kasusku yg saat ini sedang diuji dalam urusan ekonomi, otakku seolah selalu menyuruhku untuk terus bepikir apa yang bisa kulakukan supaya mendapat penghasilan. Dan akhirnya, itu membuat kegiatan membaca buku menjadi sesuatu yang aku kesampingkan.
Tapi yah, aku tetap membaca buku walau sedikit. Ada juga buku-buku, yang -seperti biasa- belum selesai dibaca dan entah kapan akan diselesaikan. Aku akan mencantumkan buku-buku yang sudah tamat kubaca saja.
Jadi, inilah buku yang kubaca pada bulan April, Mei, Juni 2025
April
The Secret of a Heartnote, Stacey Lee
The Book of Elsewhere; The Shadows, Jacqueline West
Puisi Mbeling, Remy Silado
Induk Gajah, Ira Gita Sembiring
The Name of the Rose, Umberto Eco
Mei
80 Sajak Puncak dalam Sejarah Sastra Indonesia, Korrie Layun Rampan
Toko Buku Abadi, Yudhi Herwibowo
Juni
Parnassus Keliling, Christopher Morley
Tiga bulan, delapan buku. Dua buku pertama, sudah dibuat ulasannya. Khusus buku Umberto Eco, tentu saja masa bacanya panjang dan memiliki kisah sendiri.
Lima buku sisanya, yang paling menarik dan berkesan adalah Parnassus Keliling. Saat membaca buku tersebut, rasanya sangat mudah membayangkan cerita bergerak seperti period movie atau film bertema historikal.
Untuk Toko Buku Abadi, konsep ceritanya lumayan menarik. Kumpulan cerpen yang seolah-olah tidak ada hubungannya, tapi sebenarnya berkelindan dengan keberadaan sebuah rumah yang menyimpan sejarah kelam.
Induk Gajah, pinjam di Ipusnas. Novel semi autobiografi yang menceritakan tentang ibu yang ingin anaknya langsing agar mudah/cepat mendapatkan jodoh. Sebelum membaca buku ini, sempat terpikir apakah ini adalah adaptasi dari series yang sudah tayang (diperankan oleh Marshanda & Tika Panggabean), ternyata mendapat jawabannya di akhir buku.
Dua buku lainnya adalah buku puisi. Sejak lama penasaran dengan Puisi Mbeling karya Remy Sylado. Cukup suka, banyak puisi yg menarik dan menggelitik.
Sebelum membaca kompilasi puisi yang dikumpulkan Korrie Layun Rampan ini, aku pastikan ada nama Taufiq Ismail tertera di daftar isi. Setelah ketemu, dan bagusnya aku belum pernah baca juga (puisi Taufiq Ismail yg dilampirkan di buku ini), barulah aku mulai membaca. Lumayan juga, jadi menemukan beberapa penulis puisi yang sepertinya cukup menarik untuk ditelusuri lebih lanjut.
Sementara itu dulu. Jika melihat pada tiga bulan sebelumnya yang hanya berhasil menamatkan satu buku, periode tiga bulan ini bisa dibilang cukup okelah.
Komentar
Posting Komentar