Resensi Buku: Anne of Avonlea

Penulis: Lucy Maud Montgomery
Penerjemah: Maria M. Lubis
Penyunting: Esti B. Habsari & Dyah Agustine
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: Edisi Kedua, Cetakan 1, Maret 2017
Halaman: 432
ISBN: 978-602-402-068-2



Siapa bilang jadi guru itu gampang!

Anne menolak beasiswa dan memilih mengajar di sekolah Avonlea, sekolah yang dulu pernah menjadi tempatnya menuntut ilmu. Dia bercita-cita menjadi guru yang dicintai dan mengantar murid-muridnya menuju masa depan yang cerah. Bisakah Anne mengubah Prilie Rogersin yang genit, Anneta Bell yang histeris, Joe Sloane yang gagap, Anthony Pye yang bandelnya minta ampun, dan Barbara Shaw yang canggung dan selalu tersandung kakinya sendiri? Semua orang di Avonlea meragukannya.

Anne kesal dengan anggapan itu. Dia bertekad membuktikan bahwa mereka salah tanpa kehilangan gaya khasnya yang berani, riang, dan imajinatif. Ikutilah suka duka Bu Guru Anne menghadapi murid-muridnya dalam kisah yang seru, lucu, haru, dan inspiratif.

My Review

Akhirnya, setelah dua tahun berselang, saya bisa melanjutkan petualangan Anne of Green Gables. Pada bagian akhir kisah Green Gables, diceritakan Anne mengenyam pendidikan di Akademi Queen dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Namun, Anne menolak beasiswa tersebut karena tidak sanggup meninggalkan Marilla sendirian setelah Matthew wafat. Akhirnya, Anne memutuskan untuk tetap tinggal di Green Gables dan mengajar di sekolah Avonlea.

Jadi, buku ini, kan, sebenarnya urutan kedua, ya, setelah Anne of Green Gables. Namun, saya terkecoh dengan sinopsisnya dan tidak memedulikan urutan cover Anne di bagian belakang sampul. Nah, saya malah baca Anne of the Island dulu baru baca Anne of Avonlea. 

Memang saya sempat merasa bingung dengan kehadiran tokoh-tokoh baru yang tiba-tiba muncul, tetapi saya pikir itu mungkin karena saya lupa dengan tokoh-tokoh di Anne of Green Gables. Mengingat cukup banyak nama yang muncul di seri Anne ini dan saya membacanya dua tahun yang lalu.

Setelah saya cek, ternyata saya salah urutan. Karena telanjur sudah baca sampai setengah buku, ya sudah dilanjut saja. Jadi, pas baca buku ini tuh banyak momen, “Oh, jadi si ini berasal dari sini, si anu berasal dari situ.”

Setelah membaca ketiga buku Anne yang dicetak ulang, Anne of Green Gables, Anne of Avonlea, dan Anne of the Island, saya baru ‘ngeh’ alasan kenapa nama-nama tempat itu ditaruh di belakang nama Anne. 

Jadi, kalau di Anne of Green Gables kebanyakan bercerita tentang kisah-kisah Anne di rumah barunya yang bernama Green Gables, maka Anne of Avonlea lebih banyak berkisah tentang Anne sebagai ‘kembang perawan’ desa Avonlea, dan Anne of the Island adalah kisah Anne yang merantau ke pulau lain untuk menuntut ilmu. Kira-kira begitu.

Balik lagi ke Anne of Avonlea, meskipun di sinopsisnya lebih menggambarkan kehidupan Anne sebagai guru, sebenarnya di dalam buku ini masih banyak lagi kisah-kisah Anne yang tidak berkaitan dengan guru. Misalnya, tentang Anne yang membentuk Kelompok Pengembang Avonlea bersama teman-temannya (Kelompok Pengembang kalau di Indonesia mungkin semacam Karang Taruna kali, ya), Anne dengan tetangga-tetangga barunya, persahabatan Anne dan Diana, Anne dan si kembar Davy dan Dora, serta kejadian-kejadian lucu bin konyol yang menimpa Anne. 

Pada cerita ini, Anne berusia 16 tahun setengah sampai 18 tahun setengah. Meskipun sudah bukan anak-anak lagi, Anne masih saja mengalami peristiwa-peristiwa konyol dan memalukan. Hanya saja, kali ini lebih sedikit ketimbang dulu saat ia baru pindah ke Green Gables.

Hal yang paling menyenangkan di cerita Anne of Avonlea menurut saya adalah saat Anne bertemu dengan orang-orang ‘sejenisnya’. Yaitu, orang-orang yang suka berkhayal dan menggunakan bahasa berbunga-bunga, seperti Miss Lavendar dan Paul Irving. 

Ada sejumput kisah cinta juga antara Anne dan Gilbert Blythe yang dulu adalah musuh bebuyutan. Namun, untuk kisah cinta, saya masih lebih suka dengan kisahnya Emily dan Teddy ketimbang Anne dan Gilbert.

Well, banyak hal menarik dan menyenangkan di buku ini. Lucy Mau Montgomery adalah salah satu penulis favorit saya dan karya-karya beliau yang telah saya baca sangat saya sukai. 

Terakhir, berikut beberapa kutipan yang saya sukai dari Anne of Avonlea:


“Ada kebaikan dalam diri setiap orang jika kita bisa menemukannya. Sudah menjadi tugas guru untuk menemukan dan mengembangkannya.”
“Yah, kita semua pernah membuat kesalahan, Sayang, jadi lupakan saja hal itu. Kita harus menyesali kesalahan kita dan belajar dari situ, tetapi jangan pernah terus membawanya ke masa depan.”
“Yang ingin kudapatkan setelah lulus dari perguruan tinggi adalah suatu pengetahuan untuk menjalani hidup sebaik mungkin dan melakukan hal terbaik yang bisa kulakukan. Aku ingin belajar untuk mengerti dan membantu orang lain sekaligus diriku sendiri.”

Komentar

  1. Huwaaa, penasaran ama novel Anne ini karena ada yang bahas di ig story. Jadi pengin check out pas shopee live. Hehe

    BalasHapus

Posting Komentar