Penulis: Elizabeth Gilbert
Penerjemah: Rani S. Ekawati
Penyunting: Kanya Puspokusumo
Penerbit: Kaifa
Tahun Terbit: Cetakan 1, Juli 2017
Halaman: 280
ISBN: 978-602-0851-84-6
Elizabeth
Gilbert – penulis berbakat- dengan manis dan dahsyat mengarahkan pembaca buku
ini untuk melepaskan ketakutan, memanggil keberanian, bertemu dengan inspirasi,
dan membiarkan ‘harta karun tersembunyi’ di dalam diri setiap orang muncul ke
permukaan dan bersinar. Meraih ‘Big
Magic, Keajaiban Besar’.
Dipaparkan
melalui kisah-kisah yang menarik, dibumbui pengalaman pribadinya serta wawasan
yang cerdas membuat Big Magic
menjadi buku yang unik, memotivasi, dan menyenangkan. Sepenuhnya mengubah cara
berpikir tentang proses kreatif.
Jadi,
apa yang akan kau lakukan dengan hidupmu di dunia ini? Tidak mewujudkan
seseuatu? Tidak melakukan hal-hal yang menarik? Tidak mengikuti rasa suka dan
keingintahuanmu?
My Review
Lagi-lagi tergoda membeli dan membaca buku karena
subjudulnya, Perburuan Menemukan
Kehidupan Kreatif. Saya membeli buku ini bersamaan dengan buku Free Writing.
Bisa dipertimbangkan, nih, bagi para penulis dan
editor saat membuat subjudul yang terpampang di sampul. Karena judul saja
kadang terlalu luas dan belum bisa sepenuhnya menggambarkan isi buku. Ketika
subjudulnya memikat dan menjanjikan, bisa membuat calon pembaca meraih buku
tersebut, melihat-lihat sekilas (baca blurb, kalau bukunya nggak disegel baca
daftar isi dan halaman dalam), lalu membeli.
Balik lagi ke buku Big Magic, saya nggak berekspektasi
banyak pada buku ini awalnya. Saya juga belum pernah baca satu pun karya
Gilbert, termasuk Eat Pray Love-nya yang terkenal banget. Dan saya benar-benar
suka dengan gaya menulis dia di buku ini.
Banyak sudut pandang baru yang saya dapatkan setelah
membaca buku ini. Beberapa di antaranya adalah;
- Gagasan adalah ‘makhluk hidup’.
Gilbert menganggap kita manusia hidup dikelilingi oleh
gagasan. Suatu saat ada gagasan menghampiri kita dan mengajak kita bekerja sama
melakukan atau menciptakan sesuatu. Hanya tergantung kita, apakah kita mau
menerima ajakan gagasan tersebut atau membiarkannya pergi mencari orang lain.
Pandangan ini sebenarnya agak mirip dengan cara saya
memandang seorang tokoh dari cerita. Saya selalu menganggap ide cerita itu
datang dari tokoh yang menghampiri dan meminta saya untuk menuliskan ceritanya.
Katakanlah ini khayalan penulis semata bahwa gagasan atau tokoh cerita atau ide
adalah ‘sosok’ yang mendatangi kita.
Akan tetapi, pandangan seperti ini tidak salah juga.
Tidak masalah siapa yang mendatangi siapa, yang penting apakah kita mau dan
bisa bekerja sama dengan gagasan tersebut.
“Aku percaya bahwa inspirasi akan selalu mengupayakan yang terbaik untuk bekerja sama denganmu, tetapi apabila kau tidak siap atau tidak bersedia, ia mungkin akan meninggalkanmu dan mencari manusia untuk diajak bekerja sama.”
- Kehidupan kreatif bukan kehidupan yang penuh penderitaan
Pembahasan ini sejalan dengan apa yang dibahas di buku
How to Sell Your Art Online. Sudah bukan zamannya lagi menjadi seniman itu
harus hidup miskin, melarat, depresi, kecanduan alkohol dan obat-obatan, atau
memiliki hubungan sosial yang buruk.
Gilbert menyatakan kalau kehidupan kreatif itu
kehidupan yang menyenangkan. Kehidupan yang membahagiakanmu, yang
menyembuhkanmu, yang menyelamatkanmu, yang membuatmu ingin hidup. Saya sangat
setuju dengan pendapat ini.
Gilbert juga menyampaikan, kita tidak harus
meninggalkan pekerjaan lama kita, menjual rumah kita, atau bepergian ke negara
terpencil hanya untuk menjalani kehidupan kreatif. Kehidupan kreatif itu adalah
kehidupan sehari-hari yang saat ini kita jalani, tetapi kita menjalaninya
dengan kebahagiaan, keberanian, mengikuti rasa ingin tahu, dan siap bekerja
sama jika ada gagasan atau inspirasi yang menghampiri.
“Yang kumaksud ‘kehidupan kreatif’ di sini adalah menjalani kehidupan dengan lebih mengandalkan keingintahuan daripada rasa takut.”
- Bekerja sama dengan ego dan ketakutan
Setiap orang pasti memiliki ego dan ketakutan. Di
dalam Big Magic, Gilbert tidak menyuruh kita untuk menyingkirkan rasa takut dan
ego. Kedua hal itu tetap perlu kita miliki dalam menjalani kehidupan. Hanya
saja bukan mereka berdua-lah yang mengambil alih kemudi dalam pikiran kita.
Gilbert terbiasa ‘mengajak bicara’ ego dan
ketakutannya. Mengajak mereka untuk mau bekerja sama dan membuat mereka
mengerti selama perjalanan hidup, mereka boleh ikut tetapi diri Gilbert yang
mengambil keputusan.
Selama ini mungkin kita lebih sering mendengar atau
membaca tentang meninggalkan atau mengenyahkan rasa takut. Hidup dengan penuh
keberanian itu baik, tetapi berani bukan berarti tidak takut sama sekali.
Berani berarti bisa mengatasi rasa takut itu sehingga bukan rasa takut yang
menguasai diri kita.
- Mengikuti rasa ingin tahu, minat terkadang sulit dicapai
Sudah berapa banyak orang yang bilang, ‘follow your passion’ ikuti minatmu. Dan
sudah berapa banyak orang yang merasa, ‘saya nggak tahu passion saya apa, saya
nggak tahu minat saya apa’. Kalau yang sudah tahu dan yakin dengan minatnya
mungkin gampang, tinggal ikuti saja. Bagaimana dengan yang belum?
Nah, di buku ini, Gilbert bilang kalau minat itu
terkadang sulit dicapai. Kita sering terombang-ambing dalam kebingungan, ingin
menjalani hidup kreatif dengan mengikuti minat, tetapi kita sendiri nggak tahu
minat kita apa.
Jadi, daripada pusing memikirkan minat kita apa, passion kita apa, Gilbert menyarankan
untuk mengikuti rasa ingin tahu kita. Dia yakin kita semua pasti memiliki rasa
ingin tahu, meskipun sangat kecil atau mungkin remeh. Tidak apa-apa, ikuti
saja.
Dia mencontohkan pengalamannya sendiri. Awalnya, dia
ingin memiliki kebun kecil di rumah. Bukan kebun besar dan wah, sekadar kebun
yang bisa dia urus dengan tangan sendiri dan menghiasi halamannya. Dia pun
mulai menanam beberapa bunga.
Dari situ dia menjadi penasaran, dari mana sebenarnya
asal bunga-bunga ini. Dia pun mencari tahu, ternyata bunga ini dari sini, bunga
itu dari situ. Lama-lama rasa keingintahuannya terus bekembang sampai dia
menyelami ilmu botani dan akhirnya menulis sebuah novel tentang petualangan
ahli botani abad ke-19.
Saya sangat terkesan dengan pengalamannya. Bagaimana
sebuah hal sederhana, hanya menanam bunga di rumah, bisa menjadi suatu karya.
Gilbert bilang, itu karena dia mengikuti rasa ingin tahu. Dan dia melakukannya
tanpa perasaan tertekan atau penuh tanggung jawab besar. Ya, cuma mencari-cari
tahu saja, lama-lama ternyata menyenangkan dan dia suka.
“Adakah sesuatu yang membuatmu tertarik? Apa saja? Bahkan sesuatu yang remeh? Tak masalah meskipun itu sesuatu yang biasa atau kecil?”
- Hasil karyamu tidak penting, dunia tidak akan berhenti berputar karena ketiadaan karyamu
Bagian ini menurut saya paling menohok dibandingkan
bagian lain. Gilbert membandingkan pekerja kreatif atau seniman dengan profesi
lainnya, seperti dokter, pemadam kebakaran, perawat, dan lain-lain. Dia bilang,
(kurang lebih seperti ini ya bahasanya) sebenarnya dunia nggak akan
kenapa-kenapa juga tanpa kehadiran kita (para pekerja kreatif), dunia mungkin
lebih membutuhkan dokter atau pemadam kebakaran, jadi jangan geer atau merasa
penting banget.
Kita berkarya karena kita senang melakukannya. Kita
berkarya karena kita merasa bahagia saat melakukannya. Kita berkarya karena
merasa karya itu bermanfaat bagi kita. Jika memang karya itu ternyata juga
bermanfaat bagi orang lain, juga membahagiakan orang lain, itu adalah bonus.
Tetapi kita tidak boleh terpaku pada hal tersebut.
“Aku tidak suka duduk menunggu minat menghampiriku. Aku tetap bekerja secara teratur karena aku percaya bahwa satu keistimewaan kita sebagai manusia adalah tetap mewujudkan sesuatu selama kita hidup.”
Sebenarnya masih banyak hal menarik yang ingin saya
bahas dari buku Big Magic, tetapi nanti resensinya jadi terlalu panjang dan
pada malas baca.
Intinya, sih, buku ini beneran keren banget, bagus
banget, dan wajib dibaca para pekerja kreatif atau orang-orang yang ingin
menjalani kehidupan kreatif.
Saya sempat membaca buku ini walau nggak sampe selesai. Tapi, beneran, memang buku ini bagus dan inspiratif banget. Mengajak kita untuk berusaha dan bergerak mewujudkan ide-ide yang berseliweran di sekitar kita.
BalasHapusIya, memang bagus banget bukunya. Ayo, ditamatkan! :)
Hapus